Selasa 10 Feb 2015 23:56 WIB
Kontroversi Valentine

KPAI: Anak-Anak Mudah Galau karena Hari Valentine

Valentine (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Valentine (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti mengatakan anak mudah galau jika tidak ikut merayakan Hari Valentine yang kerap dirayakan anak usia sekolah setiap 14 Februari.

"Anak menjadi mudah galau. Kalau tidak dapat cokelat seperti menandakan tidak punya pacar atau disebut jomblo. Atau terjadi juga anak menjadi tidak percaya diri karena tidak menjadi bagian dari Hari Valentine," kata Maria di kantornya Menteng, Jakarta, Selasa (10/2).

Dia mengatakan Hari Valentine belakangan cenderung menuju ke arah negatif. Untuk itu, KPAI yang tugasnya melindungi anak berupaya menghimbau para orang tua dan masyarakat lebih peduli dengan dampak Valentine.

Padahal, kata Maria, hari tersebut hanya satu hari dalam satu tahun. Kemudian bagi anak yang tidak mendapatkan cokelat seperti tidak mendapatkan kasih sayang.

"Apakah tidak menjadi bagian di hari 14 Februari kemudian anak tidak mendapat kasih sayang? Tentu tidak. Kecenderungannya anak kini menjadi kurang percaya diri karena hal itu," kata dia.

Menurut Maria, anak seharusnya mencari kegiatan positif selain ikut ambil bagian dari perayaan Valentine yang sejatinya berasal dari Barat. Lingkup anak harus memberikan dukungan kepada anak bahwa valentine bukan segalanya.

"Orang tua dan sekolah harus memberikan pengertian kepada anak kalau Hari Valentine tidak ada urgensinya," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement