Selasa 10 Feb 2015 16:23 WIB
Kontroversi Valentine

KPAI: Beri Tahu Pengertian Anak Hari Valentine tak Ada Urgensinya

Rep: Dyah Meta Ratna Novia/ Red: Agung Sasongko
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti mengatakan, saat ini bukan hanya remaja yang terkena demam Hari Valentine. Anak-anak kecil saja sudah minta dibelikan coklat berbentuk hati pada orangtuanya.

"Orangtua dan sekolah harus memberikan pengertian kepada anak-anak kalau Hari Valentine tidak ada urgensinya. Ini hanya hari biasa," kata Maria di kantor KPAI, Selasa, (10/2).

Dari pada merayakan Hari Valentine dengan memboroskan dana untuk membeli barang-barang yang tidak penting, anak-anak diminta melakukan kegiatan positif. "Jangan sampai mereka terperangkap dalam kegiatan Valentine yang tak bermakna."

Lagi pula, ujar dia, kasih sayang kepada keluarga harus ditunjukkan setiap hari, bukan hanya setahun sekali. Kasih sayang juga tidak berkonotasi dengan hubungan seksual.

"Mereka harus diberi pengertian kalau tidak ada pentingnya merayakan Hari Valentine. Lebih baik melakukan kegiatan positif, " kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement