Ahad 08 Feb 2015 02:20 WIB
mobnas

Soal Proton, Teknologi Mobil Indonesia Dinilai Jauh di Atas Malaysia

Rep: CR02/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M
Foto: AP
Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencetus mobil listrik nasional, Dasep Hamadi merasa heran dengan keputusan Presiden Joko Widodo yang dikabarkan telah melakukan penandatangan kerja sama terkait mobil nasional bersama Proton, produsen mobil asal Malaysia. Ia menyayangkan keputusan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Soal mobil, teknologi dalam negeri lebih baik dari Malaysia," kata Dasep kepada Republika, Ahad (9/2). Dasep yang juga pelaku industri kendaraan roda empat ini menegaskan insinyur Indonesia lebih hebat dan mampu untuk menciptakan sebuah teknologi yang melebihi di dalam mobil proton tersebut.

"Saya tidak mengerti dengan pemikiran mereka, padahal kita memiliki kemampuan di atas mereka," ujar Dasep.

Dasep berharap pemerintah dapat berpikir lebih baik lagi ke depannya. Selain itu, pemerintah dapat memikirkan dan memanfaatkan serta mengelola sumber daya manusia di Indonesia yang kini telah mampu bersaing dengan negara lain dalam hal teknologi dan industri mobil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement