Jumat 06 Feb 2015 14:00 WIB
Kontroversi Valentine

Tuty Alawiyah: Media Tolong Hentikan Promosi Valentine!

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
Tuty Alawiyah
Foto: Rima/Republika
Tuty Alawiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menyerukan agar media menghentikan berita yang berbau promosi perayaan hari kasih sayang atau hari valentine.

Tips-tips valentine yang banyak disebarkan media, mampu menarik remaja untuk ikut merayakan dan membuka peluang untuk menyebarkan kebiasan negatif.

Ketua Umum BKMT, Tuty Alawiyah, mengatakan, peran media cukup besar untuk mengenalkan budaya perayaan valentine terhadap anak-anak remaja. Terlebih mayoritas remaja saat ini memiliki akses luas terhadap informasi.

"Jangan sampai valentine disosialisasikan oleh media, pikirkan efeknya yang panjang bagi anak-anak," jelasnya, saat dihubungi Republika Online, Jumat (6/2).

Jika terlalu banyak di promosikan, anak-anak remaja akan menganggap hari valentine yang jatuh pada 14 Februari sebagai ajang bebas berpacaran, bisa keluar dari seluruh norma. Padahal itu salah dan jangan sampai kita menirunya.

"Ada yang bilang valentine merupakan hari kasih sayang antar sesama, tapi menurut saya tidak cocok karena kasih sayang terjadi kapan saja," ujar Tuty.

Menurutnya, perayaan valentine cenderung menjurus ke hal-hal yang memiliki kesan tidak terarah. Sebab valentine dipandang sebagai ragam cinta yang marak dilakukan remaja yang bebas dan jauh dari etika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement