Jumat 06 Feb 2015 13:54 WIB
Kontroversi Valentine

Perempuan Jangan Jadi Korban Perayaan Valentine

Rep: c09/ Red: Agung Sasongko
Hari Valentine (ilustrasi).
Foto: make1click.com
Hari Valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan hari kasih sayang atau hari valentine yang diadopsi dari budaya barat selalu identik dengan pesta dan seks bebas. Maraknya pembagian kondom gratis atau bahkan penjualan cokelat berhadiah kondom merupakan bentuk penurunan moral bangsa Indonesia yang memiliki adat ketimuran.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Tuty Alawiyah. Ia mengatakan, kecenderungan valentine terhadap pesta dan seks bebas sangat merugikan kaum perempuan.

“Perempuan terhina apabila ada desakan untuk pergaulan bebas,” ujarnya, saat dihubungi ROL, Jumat (6/1).

Tuty menghimbau agar perempuan dapat menjauhi sistem pergaulan yang menjurus ke arah negatif. Pasalnya, kata dia, perempuan merupakan pihak yang paling menanggung akibat dari pergaulan bebas. “Bukan hanya masalah senang-senang, tapi efek ke depannya bagaimana,” jelas Tuty.

Ia mengaku sangat prihatin melihat bagaimana isu valentine dengan mudah menjerat kaum perempuan yang mayoritas masih belia. Menurutnya, valentine sangat tidak cocok dengan budaya timur, budaya bangsa, budaya umat, dan budaya Islam, karena sama sekali tidak melindungi kaum perempuan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement