Jumat 06 Feb 2015 13:51 WIB
Kontroversi Valentine

BMKT: Ada Coklat Berhadiah Kondom Kok Menteri Diam?

Rep: C09/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum BKMT, Tuty Alawiyah (kanan).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum BKMT, Tuty Alawiyah (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) mempertanyakan peran sejumlah kementerian, seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengenai maraknya penjualan cokelat berhadiah kondom menjelang perayaan Hari Valentine. Kementerian tersebut dipandang turut bertanggung jawab dalam penjualan cokelat tersebut.

Ketua Umum BKMT, Tuty Alawiyah menilai, hal semacam itu tidak boleh luput dari perhatian pemerintah karena menyangkut keselamatan generasi muda. “Kok kita bisa kebocoran, kok menteri diam saja?” ungkap Tuty, saat dihubungi ROL, Jumat (6/1).

Dia mendesak agar pemerintah segera turun tangan untuk menghentikan penjualan cokelat berhadiah kondom. Selain itu, pemerintah juga harus melihat pangkal masalahnya bagaimana perusahaan yang bersangkutan dapat seperti membagi-bagikan kondom secara gratis dan massal.

“Peredarannya ada di mana-mana, di minimarket, di supermarket. Masa diloloskan oleh pihak supermarket?” kata menteri pemberdayaan perempuan era presiden BJ Habibie tersebut.

Tuty menilai, jika pemerintah tidak mengambil tindakan, sama saja dengan melegalkan seks bebas bagi remaja. Hal tersebut membuat sejumlah pihak cemas, terutama para orang tua yang tidak dapat sepenuhnya mengawasi anak-anak mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement