Kamis 05 Feb 2015 23:17 WIB

Kemenkes dan Fakultas Kedokteran UI Kembangkan Vaksin DBD

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meneliti vaksin untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD) yaitu Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) 15.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, nyamuk Aedes aegypti menjadi nyamuk DBD karena membawa penyakit dengue yaitu infeksi virus. Dengue itu termasuk dalam jenis grup Flavivirus yang memunyai komponen Capsid (C), Envelope (E), precursore Membrane protein (prM), dan Non Structural (NS).

Di sisi lain, Flavivirus mempunyai famili virus yellow fever yang sudah ada vaksinnya dan telah dijual bebas di Afrika. Untuk membuat vaksin itu antigen-nya adalah komponen E dan prM. “Para peneliti melalui teknik rekayasa genetika menyisipkan komponen komponen E dan PrM dari virus dengue ke virus yellow fever untuk membuat vaksin CYD,” ujarnya kepada ROL, di Jakarta, Kamis (5/2).

Vaksin ini, kata dia, termasuk jenis Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) karena virus dengue memiliki serotipe DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Dia menyebutkan, tim peneliti Asia telah menguji efektivitas terhadap target dari CYD TDV fase III di Indonesia, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam, kepada 10.275 anak usia 2-14 tahun.

“Hasil penelitian menunjukkan efikasi mencapai sebesar 56,5 persen,” katanya. Kemudian, penelitian tentang efikasi klinis vaksin baru CYD 15 jenis TDV kepada anak usia dua tahun sampai 14 tahun dimulai pada Juni 2011. Hasil penelitian menunjukkan efikasi vaksin pada anak-anak usia 2 tahun sampai 14 tahun di Indonesia sebesar 56,5 persen.

“Penelitian ini juga membuktikan bahwa vaksin CYD TDV berhasil mengurangi keparahan penyakit sebesar 88,5 persen dan mengurangi perawatan di rumah sakit 67 persen,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement