Kamis 05 Feb 2015 20:14 WIB
Kontroversi Valentine

Sosiolog: Pendidikan Dasar Penting untuk Hindari Dampak Negatif Hari Valentine

Rep: c09/ Red: Agung Sasongko
Hari Valentine
Hari Valentine

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan dasar bagi anak dinilai sangat penting agar terhindar dari kesalahan mengadopsi budaya barat, seperti peringatan hari kasih sayang atau hari valentine. Sebab, anak-anak Indonesia banyak yang meniru budaya tersebut dan terjerumus pada dampak negatifnya.

Hal tersebut diutarakan oleh Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Musni Umar. Menurutnya, pendidikan dasar paling penting dimulai dari pendidikan keluarga, setelah itu pendidikan sekolah, lalu pendidikan lingkungan. “Peran pendidikan dasar sangat penting, dan itulah yang harus kita lakukan,” jelasnya, saat dihubungi ROL, Kamis (5/2).

Ia menyayangkan banyaknya anak muda yang melakukan pesta peringatan hari valentine padahal budaya tersebut bukan merupakan budaya dan watak bangsa Indonesia. Sedangkan orang tua dan pemerintah seolah mendiamkan begitu saja.

“Mengapa budaya itu seolah-olah tetap diamalkan oleh masyarakat?” ungkap Musni.

Musni juga memperingatkan masyarakat agar waspada perang non-fisik. Menurutnya, saat ini perang yang dialami bangsa Indonesia adalah perang dalam bidang ekonomi dan budaya, yang tentunya dapat merusak bangsa Indonesia.

Ia menambahkan, dalam bidang ekonomi, Indonesia sangat bergantung pada asing meskipun sebenarnya Indonesia merupakan negara yang kaya raya. Sedangkan dalam bidang budaya, seolah bangsa Indonesia sudah tercerabut dari budaya sendiri.

“Tak perlu menyalahkan siapapun, kita harus sama-sama menyampaikan pada generasi muda, jangan sampai mengimpor budaya yang bertentangan dengan budaya kita,” tambah Musni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement