Kamis 05 Feb 2015 13:00 WIB
Kontroversi Valentine

Masyarakat Harus Ikut Awasi Perayaan Valentine

Rep: C09/ Red: Indah Wulandari
Hari Valentine (ilustrasi).
Foto: make1click.com
Hari Valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melihat fenomena peringatan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang yang bertolak belakang dengan ajaran Islam, Gerakan Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyatakan perlu ada imbauan kepada remaja.

“Agar tidak seperti itu, harus ada imbauan dan antisipasi terutama dari pihak sekolah,” jelas Ketua Gerakan Perempuan ICMI Welya Safitri, Kamis (5/2).

Ia juga menyerukan seluruh lapisan masyarakat agar memperhatikan remaja-remaja di lingkungan sekitar. Menurutnya, harus ada pengawasan agar hal-hal di luar batas kewajaran tidak terjadi menjelang peringatan hari Valentine pada 14 Februari mendatang.

Pengawasan juga harus secara intensif diberikan oleh orang tua. Pasalnya, orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Sehingga dapat memberikan pengertian pada tentang hal yang tidak perlu dilakukan.

“Tolong dipantau anak-anak mereka, jangan sampai ikut-ikutan budaya Barat,” kata dia.

Tokoh masyarakat dan pemerintah juga sebaiknya memberikan pengertian kepada kawula muda mengenai dampak buruk dari budaya Barat. Sebab, budaya yang dianut Indonesia, yakni budaya timur, tidak cocok dengan peringatan Valentine yang identik dengan minuman beralkohol dan seks bebas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement