REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin meminta Presiden Joko Widodo untuk mendengarkan hati nurani dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan kisruh Polri dan KPK.
"MUI berpesan agar presiden dalam mengambil keputusan selain mempertimbangkan aspek hukum dan politik juga menanyakan hati nuraninya sendiri," katanya usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/2).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah itu melanjutkan, kecepatan dalam mengambil keputusan sangat penting agar polemik tidak semakin menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Selain itu, Din juga mengimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan tidak terjebak pada perpecahan yang hanya akan membawa kerugian bagi bangsa.
"Sangat wajar di alam demokrasi jika kita mengeluarkan pendapat. Tapi hendaknya jangan gontok-gontokan. Kita harus mendorong pemberantasan korupsi sebagai bahaya besar bagi negara. Maka di atas prinsip itu kita cari jalan keluar terbaik," jelasnya.