REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai melontarkan kritik pedasnya pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, PDIP merupakan partai pengusung utama Jokowi menjadi Presiden RI.
Namun, politisi PDIP sering melontarkan kritik pada kadernya sendiri atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya.
Politisi senior PDIP, Pramono Anung mengatakan sikap kritis dari partai pimpinan Megawati Soekarno Putri ini menjadi hal biasa di setiap kader. Sebab, PDIP sudah terbiasa menjadi partai oposisi yang berada di luar pemerintahan.
"Kita ini 10 tahun di luar pemerintahan, kita biasa mengkritisi, mengubah dari kritis ke dalam pemerintahan tidak mudah," kata Pramono di kompleks parlemen, Kamis (29/1).
Menurutnya, apa yang disampaikan oleh ketua DPP PDIP, Effendi Simbolon dalam mengkritik Jokowi hanyalah sikap kritis yang melekat di setiap kader. Namun, substansi dari kritik harusnya menjadi perhatian dari Jokowi. Terlebih, dalam negara demokrasi, kritik akan lebih didengar. Pramono mengungkapkan, salah satu kelemahan dari pemerintahan Jokowi sekarang adalah semua menteri gayanya seperti Jokowi.
Menurutnya, kalau blusukan harus dilihat persoalannya lalu dijabarkan. Jokowi yang akan mendengarkan lalu menyampaikan visinya. Selanjutnya jajaran menteri yang akan melakukan eksekusi. Jadi, menurut Pramono, kritik Effendi Simbolon dan kader PDIP yang lain bagus sebagai pengingat Jokowi.
"Enggak ada keinginan untuk lakukan impeachment," imbuh dia.
Pramono menambahkan, kritik yang disampaikan oleh kader PDIP ini memang wajar sebagai peringatan bagi Jokowi. Salah satu masukan yang bagus untuk Jokowi, adalah harus menyeleksi orang-orang yang yang paling benar untuk ditempatkan di jajarannya.