REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah satu bulan atas insiden jatuhnya maskapai penerbangan Air Asia QZ8501 di Selat Karimata, berbagai pihak baik Basarnas maupun bantuan asing turut membantu proses pencarian hingga evakuasi para korban.
Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Nasaruddin Umar mengatakan, di berbagai media asing bahkan Indonesia dipuji sangat perhatian dengan warga negaranya. Bahkan Cina memuji Indonesia karena kegigihannya mencari korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 dengan sungguh-sungguh sampai disiarkan 24 jam oleh televisi.
"Indonesia dipuji Cina karena keseriusannya mencari korban. Mungkin bagi kita, ini hal biasa, ternyata bagi orang asing ini luar biasa," kata Nasaruddin, Senin, (26/1).
Mereka, juga memuji kesigapan Indonesia dalam mengatasi bencana banjir. Malaysia saja saat beberapa waktu lalu mengalami banjir dibuat kelimpungan. "Tapi kalau Indonesia tidak. Jakarta selalu sigap mengatasi banjir," kata Nasruddin menambahkan.
Kalau media asing memang banyak memuji kemampuan Indonesia, termasuk saat beberapa gunung di Indonesia meletus penerbangan tidak dihentikan, anak-anak tetap bersekolah. "Kita dinilai punya manajemen konflik dan krisis yang bagus," ujarnya.
Namun di dalam negeri media tanah air begitu keras dalam mengkritisi pemerintah. Selalu disebutkan berbagai kekurangan Indonesia di sana-sini.
"Otokritik kita sangat kuat di dalam. Nilai positifnya membuat kita tidak gampang berpuas diri dan melakukan yang terbaik," tutup Nasaruddin.