REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ustaz Yusuf Mansur berkisah tentang salah seorang terpidana mati di Lapas Tangerang, Rani. Ia melanjutkan salah satu guru di pesantren asuhannya, Daarul Quran, Pak Heri menjadi guru kesenian, rampak beduk, rebana dan shalawat bagi penghuni Lapas Tangerang, salah satunya Rani.
Hingga kemudian tersiarlah kabar eksekusi mati untuk Rani sudah tidak bisa ditawar lagi. Menurut teman-teman Rani di Lapas, Rani sudah siap dengan keputusan tersebut. Ia bersiap dengan menjalani puasa.
Saat diberitahu ada enam orang yang dieksekusi mati dan yang meninggal dengan senyum dan dengan darah yang sedikit adalah Rani. "Ya Allah, saya nangis," tutur Ustaz Yusuf.
Ia meminta kepada isteri dan anak-anaknya untuk ikut mendoakan Rani agar kesalahannya diampuni seperti permintaan Rani saat berada di Daarul Quran. "Rani, wafat dlm keadaan tersenyum. Tembakan para eksekutor, mengantarnya dg damai menemui Sang Khaliq," ujarnya.
"Vonis akhir, memang bukan milik kita. Tp milik Allah. Biarlah penilaian menjadi Milik Allah, & Rahasia Allah," jelasnya lagi.
(Kelanjutannya baca di sini)