REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan transmigrasi tidak hanya sekadar menjadi program pengalihan penduduk dari daerah padat ke daerah yang masih sedikit penduduk. Ke depan, program transmigrasi akan menggunakan paradigma baru dengan konsep Agro District untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai kawasan elite.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Indonesia, Marwan Jafar menjelaskan, konsep pengelolaan kawasan dengan menggunakan Agro District dipandang bisa menjadi daya tarik baru program transmigrasi.
“Konsep ini akan dikembangkan dengan pendekatan arsitektur pola tata ruang pertanian modern,” ujar Marwan seperti dalam keterangan tertuis yang diterima Republika, di Jakarta, Senin (26/1).
Dengan konsep tersebut, program transmigrasi nantinya akan menggunakan pendekatan teknologi ramah lingkungan. Nantinya juga akan dikembangkan kawasan pertanian organik yang ramah lingkungan, dengan perilaku modern, dengan citra elite.
Perubahan konsep penyelenggaraan transmigrasi ini, kata Marwan, juga menyesuaikan dengan perkembangan sosial ekonomi dunia di bidang teknologi pertanian. Namun, penyelenggaraan program transmigrasi harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat dunia tentang pelestarian lingkungan.
Dengan paradigma baru transmigrasi, diharapkan bisa memunculkan kesan baru di kalangan masyarakat sekaligus mengurangi kepadatan penduduk. Sehingga angka pengangguran juga diharapkan berkurang.
“Dengan menciptakan kawasan transmigrasi sebagai kawasan elit. Calon transmigran tidak perlu malu untuk mengikuti program transmigrasi,” katanya.