Ahad 25 Jan 2015 17:57 WIB

Pembangunan Karakter Telah Dilupakan Partai Politik

Hepy Trenggono
Hepy Trenggono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Problem karakter kebangsaan yang terjadi saat ini  nyaris akan menenggelamkan Indonesia. Terutama bila bangsa Indonesia tidak cepat melakukan perubahan.

Maka dari itu partai-partai politik nasional harus mampu berbenah dan mau belajar kepada pengalaman  negara lain. Dimana karakter kebangsaan menjadi perioritas dalam memajukan suatu bangsa.

Demikian pernyataan Ketua Gerakan Beli Indonesia, Hepy Trenggono saat berbicara di kantor pusat Gerakan Beli Indonesia di Mampang  Jakarta Selatan, Ahad (25/1). Berdasarkan rilis yang diterima Republika, ia mengatakan berbicara kebangsaan, Soekarno dulu  mengatakan,  tugasnya adalah satu, yakni membangun  karakter bangsa.   

Agar bangsa Indonesia itu mampu menghadapi semua tantangan.

“Realitas inilah yang saat ini ditanggalkan oleh para pemimpin nasional termasuk partai –partai politik sehingga peradaban kebangsaan keluar dari visinya ”ungkap dia.

Begitu juga ketika Rasulullah Muhammad SAW membangun peradaban. Maka yang pertama kali dibangun adalah karakter. Karena karakter adalah kunci dari segala-galanya.

Kondisi inilah, menurut Hepy Trenggono, berbanding terbalik dengan Indonesia. Di Indonesia logika pembangunan karakter itu sudah sejak lama ditinggalkan dan lebih ditonjolkan adalah pembangunan pencitraan.

Anehnya pembangunan karakter tak dipedulikan lagi dan rakyat Indonesia hanya memilih sosok pemimpin yang hanya disuguhkan dengan pencitraan sebuah gambar. Hal ini yang mengakibatkan banyak sekali para pemimpin-pemimpin di republik ini menyalahi amanah yang diberikan oleh rakyat dengan terjebak praktek korupsi.

Oleh karenanya pembangunan karakter, kata Hepy Trenggono, perlu dibangkitkan diberbagai penjuru lini bangsa. Maka dari itu semua partai-partai politik nasional termasuk partai Islam saat ini jika ingin membangun dan menyelamatkan bangsa harus menempatkan pembangunan karakter sebagai visinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement