REPUBLIKA.CO.ID, SULTRA -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, mendukung pemerintah setempat untuk menjadikan Festival Tiolu Maulu atau Festival Male sebagai agenda tahunan.
Ketua DPRD Konawe, Gusli Topan, di Unaaha, Kamis, seusai menyaksikan Festival Tiolu Maulu, mengatakan festival itu merupakann upaya mengangkat kembali tradisi budaya leluhur masyarakat Konawe yang kerap melakukannya saat peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Tradisi itu belakangan mulai pudar di kalangan masyarakat asli Konawe yakni warga atau suku Tolaki. Inilah yang ingin dihidupkan kembali oleh pemerinntah setempat sehingga DPRD memberikan suport," katanya.
Ia menilai, Festival Tiolu Maulu bertujuan mewujudkan Konawe atau Kota Unaaha sebagai kota wisata budaya dan religius sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisawatan setiap peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad.
"Festival Tiolu Maulu yang pertama kali digelar hari ini mampu melibatkan sekitar 15 ribu warga Konawe. Saya yakin pada tahun tahun mendatang bisa melibatkan warga lebih besar lagi sehingga ini akan benar-benar menjadi wisata religi," katanya.
Menurutnya, pembangunan dewasa ini tidak bisa dititikberatkan pada pembangunan fisik, tetapi juga nonfisik seperti seperti pembangunan mental spritual.
"Kegiatan semacam ini memiliki banyak manfaat salah satunya adalah pembangunan mental spritual. Dan saya yakin seluruh elemen masyarakat di Komawe mendukung agenda ini," katanya.
Festival tersebut digelar dalam bentuk pawai yang melibatkan belasan ribu orang dan ratusan kendaraan hias menggunakan telur, selama diperjalanan hingga sampai finih telur yang menjadi hiasan itu menjadi rebutan warga.