Selasa 20 Jan 2015 15:03 WIB

Mencari Jubir untuk Sang Presiden

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Indonesia Joko Widodo
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Indonesia Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk tidak menunjuk juru bicara (jubir) di awal-awal masa jabatannya. Ingin tetap mempertahankan gaya bahasanya seperti saat masih menjadi gubernur menjadi alasan utamanya.

Namun, tiga bulan setelah menjabat, pihak Istana nampaknya berubah pikiran. Jokowi dipandang perlu memiliki seorang juru bicara. Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, pihaknya mulai mengkaji opsi jubir untuk presiden. Ia mengaku, sudah mendata beberapa nama yang dianggap layak menjadi juru bicara presiden.

"Kita sedang membuat list panjang. Prinsipnya bisa membantu dan meringankan kerja presiden dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan publik," ujarnya di Istana Negara, belum lama ini.

Jubir presiden, tutur Pratikno, harus orang yang memahami program prioritas pemerintahan Jokowi-JK. Ia juga harus dapat mengikuti ritme kerja presiden yang terkenal cepat dan dekat dengan rakyat.

Menurut Pratikno, sudah lebih dari 10 nama yang masuk dalam daftar kandidat jubir Jokowi. Salah satunya adalah mantan jubir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi. "Iya kira-kira begitu (Johan Budi) masuk list. Tapi sekali lagi ini belum kita ajukan kepada presiden," kata mantan rektor UGM tersebut.

Namun, wacana penunjukkan jubir ini nampaknya belum disetujui Jokowi. Mantan gubernur DKI Jakarta tersebut masih belum membuat keputusan soal hal itu.

"Selama ini isu tentang jubir belum difinalisasi. Jadi presiden masih mempertimbangkan perlu jubir atau tidak. Tetapi di saat yang sama tentu saja upaya untuk mengidentifikasi tetap dilakukan," ucap Pratikno.

Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mendukung Jokowi memiliki jubir. Ia menilai, kehadiran seorang jubir dapat meringankan beban presiden dalam menyampaikan sesuatu pada publik. Sebab, tak mungkin presiden sendiri yang menyampaikan semua pendapatnya yang berkaitan dengan isu-isu strategis.

"Kalau saya sih setuju, karena banyak sekali masukan kalau Pak Jokowi ada jubirnya. Sehingga, tidak semua risiko politik pada beliau," kata dia.

Eva sendiri pernah terlihat mendatangi gedung Kantor Kepresidenan yang diketuai oleh Luhut Panjaitan. Saat itu, ia mengaku dipanggil Luhut untuk memetakan isu penting di pemerintahan, mulai dari isu anggaran, pembangunan, sampai reformasi birokrasi.

Meski demikian, Eva membantah kedatangannya berkaitan dengan seleksi jubir. "Enggak, itu belum dibahas," ucapnya.

Hingga saat ini, Jokowi memang belum memiliki jubir. Namun demikian, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto seringkali bertindak sebagai penyambung lidah dari presiden pada media. Andi kerap menyampaikan pandangan-pandangan presiden mengenai suatu isu tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement