REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno menilai proses pergantian dan penunjukan calon Kapolri saat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Proses penunjukan calon Kapolri oleh Presiden Joko Widodo ini bahkan disebut membuat internal polri sempat merasa gelisah.
Ia menyatakan berusaha mengikuti pro dan kontra dari proses pergantian dan penunjukan calon kapolri. Ada berbagai macam informasi yang ia dengar dari dalam tubuh kepolisian.
"Tapi saya juga bisa merasakan ada yang gelisah. Semua bisa dibaca kelompok yang gelisah dan tidak gelisah," katanya dalam diskusi "Kali Ini Tidak 86" di Jakarta Pusat, Sabtu (17/1).
Menurutnya, kegelisahan di tubuh Polri ini disebabkan belum adanya keputusan terkait calon Kapolri. Ada berbagai macam kegelisahan, ia mencontohkan kenapa misalnya seseorang tak punya kesempatan dan atau tak jadi kapolri.
"Gelisahnya macam-macam. Karena apa kok saya tidak jadi, kok saya tidak punya kesempatan, dsb. Kalau no komen itu sudah keliatan kan gelisah," katanya.
Seperti diketahui, Jenderal Sutarman telah diberhentikan dengan hormat sebagai Kapolri. Presiden Joko Widodo pun telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait pemberhentian Sutarman. Presiden juga mengeluarkan keppres terkait pengangkatan Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kapolri menggantikan Sutarman.