REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Peringatan Maulid Nabi SAW yang jatuh pada 3 Januari 2015/1436 Hijriyah, masih dirayakan oleh beberapa masyarakat di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Salah satunya, masyarakat di Desa Perampuan Timur, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat dengan melangsungkan kegiatan Presean.
Presean anak-anak yang dilaksanakan di desa tersebut berlangsung sejak Senin (12/1) hingga 15 Januari 2015 bertempat di panggung aula Kantor Desa Perampuan Timur, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.
Ketua Karang Taruna, Tunas Karya Desa Perampuan Timur, Feriadi mengatakan, kegiatan presean bagi anak-anak dilaksanakan untuk menggali ketertarikan anak-anak sasak terhadap presean.
Sekaligus juga menciptakan bibit-bibit pepadu (petarung) baru. “Acara presean atau pencetakan bibit pepadu jarang dilakukan pemerintah,” ujarnya, Selasa (13/1).
Feriadi menuturkan, dalam permainan presean, rotan yang digunakan hanya sebatang rotan tanpa dilapisi benang ataupun pengeras. Itu dilakukan agar tidak menimbulkan luka yang cukup parah.
Kepala Desa Perampuan Timur, Padelah, menyambut baik kegiatan ini. Pasalnya, ajang tersebut merupakan salah satu bentuk kebangkitan presean di Desa Perampuan Timur.
Presean adalah adu pedang plus menggunakan tameng atau perisai yang dibawa Kerajaan Majapahit. Pertarungan selesai saat darah mengalir pada salah satu petarung.
Konon, presean dilakukan sebagai ritual meminta hujan. Seiring waktu berjalan, pertarungan menggunakan pedang dianggap berbahaya sehingga digantikan oleh rotan.