REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Pencarian kotak hitam terus dilakukan. Terlebih, setelah ekor pesawat ditemukan dan sinyal ping terdengar, upaya untuk menemukan kotak hitam semakin gencar. Lantas muncul tanya, bagaimana dengan pencarian jasad korban?
Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengungkapkan, pencarian kotak hitam harus paralel dengan pencarian korban.
"Bukan berarti kita dahulukan alat (black box) dari korban, enggak. Paralel (pencariannya). Tim kapal yang cari black box kalau ada korban ya diambil. Cuma kapal gede jangan deket deket. Karena ada baling-baling (mengganggu pinger)," jelas Tatang, Sabtu (10/1).
Sehingga, ujar dia, ke depan selain fokus dalam pencarian kotak hitam, tim SAR gabungan akan tetap melakukan penyisiran korban.
Direktur operasional Basarnas Supriyadi juga menyatakan, jasad tetap akan menjadi prioritas di samping pencarian kotak hitam. Bila kotak hitam adalah jalan bagi investigasi, maka penemuan jasad korban menjadi jawaban bagi doa keluarga korban.
"Sudah 14 hari ada air mata. Harapan kita agar jasad semua ditemukan. Makanya penemuan badan pesawat itu penting. Diperkirakan banyak korban di sana," jelasnya.
Mulai esok hari, pencarian akan dilengkapi dengan dua alat canggih (AUV dan ROV) yang bisa melakukan penyelaman tanpa awak. Kedua alat itu akan melakukan penyisiran di area yang terdeteksi adanya sinyal ping sejauh 500 meter dari temuan ekor pesawat.