REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan pasar darurat untuk menampung pedagang Pasar Klewer yang kehilangan kios akibat kebakaran pada Sabtu (27/12) akan menggunakan sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2014 sebesar Rp 22,16 miliar.
"Sementara itu pos dana tak terduga digunakan untuk pembuatan 'detail engineering design' (DED) pasar darurat tersebut," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Selasa (6/1).
Ia mengatakan awalnya pembangunan pasar darurat diambilkan dari dana tak terduga. Hanya saja, dana yang tersedia dalam APBD 2015 dari pos itu sebesar Rp 4 miliar sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan yang ada, akhirnya Pemkot Surakarta mengambil dana itu dari Silpa 2014.
"Setelah kita hitung dan pepetkan, pasar darurat membutuhkan dana Rp 22,16 miliar. Kami akan ambil dari Silpa 2014, karena anggaran dana tak terduga tidak cukup," katanya.
Ia mengatakan meski sudah menyediakan dana itu lewat Silpa 2014, namun Pemkot Surakarta masih membuka peluang bagi APBD Provinsi Jateng untuk memberikan bantuan. Sinyal pemberian bantuan itu muncul dengan rencana rapat pembuatan pasar darurat Klewer oleh Pemprov Jateng.
Disinggung mengenai bantuan APBN untuk pembuatan pasar darurat, FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy menilai hal itu belum mendesak. APBN justru lebih dibutuhkan untuk membangun kembali atau revitalisasi Pasar Klewer.
Ia mengatakan meski demikian, pasar darurat itu tidak bisa langsung dibangun, karena Pemkot Surakarta masih berupaya meminjam lahan baik di Benteng Vastenburg maupun Alun Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta.
"Kita masih menunggu. Kalau sudah ada izin, kita akan langsung melakukan pengukuran. Tapi kami juga akan meminta surat pernyataan dari pedagang apakah mau menempati pasar darurat. Kalau tidak mau, ya tidak akan kami bangun. Dananya bisa jadi tambahan untuk revitalisasi Pasar Klewer," katanya.