Senin 05 Jan 2015 15:30 WIB

Yusril: Menggelikan. Pemimpin Penampilannya Merakyat tapi Rugikan Rakyat

Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.
Foto: Antara
Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemimpin yang merakyat bukan dinilai dari penampilan semata, tetapi dari pemikiran, kebijakan, dan tindakan yang pro rakyat. 

"Pemimpin merakyat itu bukan soal penampilan tapi pemikiran, kebijakan dan tindakannya yg pro rakyat," katanya lewat akun twitter pribadinya, Senin (5/1). 

Ia pun mengambil contoh Presiden RI pertama, Soekarno. Ia mengatakan Bung Karno penampilannya tidak merakyat. Pakaiannya necis, pakai jas dan dasi, kacamata, dan menyukai dansa dan tari lenso. 

Bung Karno juga punya mobil bagus, istana yang mentereng, koleksi lukisan, patung-patung, dan karya seni kelas dunia. 

"Tapi siapa yg berani bilang pikiran, kebijakan dan tindakan Bung Karno tidak pro rakyat. Ada yg berani? Hehe" katanya. 

Namun, saat ini, Yusril menilai yang ada hanyalah pemimpin yang penampilannya merakyat tapi kebijakannya justru menguntungkan kaum kapitalis bahkan cenderung merugikan rakyat. 

"Sungguh menggelikan jika ada pemimpin yg penampilannya merakyat tapi kebijakannya malah untungkan kaum kapitalis dan merugikan rakyat" katanya. 

Sebelumnya, dalam akun twitternya pula, Yusril mengkritisi peran pemerintah yang cenderung meminta agar masyarakat mencari solusi sendiri atas kenaikan sejumlah barang seperti cabai, beras, hingga bbm. 

"Hehe enak tenan jadi Pemerintah. Kalau ada masalah, rakyat disuruh cari solusi sendiri. Kok bisa ya..." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement