Kamis 01 Jan 2015 08:51 WIB

Air Asia Jatuh Karena Badai dan Petir?

  Antrean penumpang di konter Air Asia bandara Changi Singapura, Ahad (28/12). (Reuters/Edgar Su)
Antrean penumpang di konter Air Asia bandara Changi Singapura, Ahad (28/12). (Reuters/Edgar Su)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lokasi jatuhnya Air Asia QZ8501 diperkirakan penuh petir dan badai. Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), area yang berada pada lautan dekat Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau (Kepri) itu diberi tanda lingkaran oleh BMKG yang menandakan sebagai area berbahaya.

Di sekitar jatuhnya Air Asia itu diperkirakan adanya awan Kumulonimbus (Cb). Didalam awan tersebut ada petir dan badai. Jika pesawat masuk kedalamnya maka diperkirakan akan terjebak dalam badai  dan hilang keseimbangan.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh Stasiun BMKG Juanda, Surabaya, yang berlaku pada tanggal 28 Desember 2014 lalu sejak pukul 01.00 hingga 13.00 WIB.Dokumen prakiraan cuaca ini menjadi rujukan pilot dalam bekerja. Ketika mengemudikan pesawat, pilot mengetahui daerah mana saja yang tidak bisa dilalui sehingga dapat segera berkoordinasi dengan petugas pengendali operasi penerbangan atau Flight Operation Officer (FOO).

Head of Corporate Secretary and Communication PT Indonesia Air Asia, Audrey Progastama Penitry, mengaku menyerahkan kasus ini kepada pihak-pihak terkait. ''Kami tidak ingin berspekulasi dan menyerahkan ini kepada yang berwenang,’’ kata Audrey melalui pesan singkat yang diterima Republika Online, Kamis (1/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement