Ahad 28 Dec 2014 08:55 WIB

Pedagang Tuding Petugas Lamban Tangani Kebakaran Pasar Klewer

Rep: edy setiyoko/ Red: Esthi Maharani
Pasar Klewer terbakar.
Foto: Twitter
Pasar Klewer terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Lemahnya kinerja petugas pemadam kebakaran dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Solo menjadi kambing hitam kasus kebakaran yang melanda Pasar Klewer. 

Hampir sebagian besar pedagang Pasar Klewer menuding petugas dalam penanganan kebakaran Pasar Klewer yang terjadi Sabtu (27/12) malam. 

''Kinerja lembek seperti itu, menjadi penyebab kebakaran tidak tertangani dengan baik,'' ujar seorang pedagang.

H Wibowo (56), salah seorang pedagang Pasar Klewer yang menjadi saksi melihat lemahnya kinerja petugas pemadam kebakaran. 

''Saya ini saksi mata saat pertama kali api itu masih kecil. Saya dari posisi luar pasar masuk, dan berusaha memadamkan api bersama petugas keamanan pasar,'' ujarnya.

Wibowo mengatakan telah berusaha menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berkali-kali, namun tidak ada respon sama sekali. Telpon berkali-kali dihubungi, tapi tidak ada yang mengangkat. Baru beberapa puluh menit, bisa kontak. Mobil pemadam datang, kobaran api terus membesar. Dan, merembet kemana-mana.

Sosok Wibowo berjibaku ikut melakukan pemadaman jilatan api. Ia dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) itu sampai habis sekitar 10 tabung. Namun, kobaran api belum bisa padam. Sedang pemadam belum juga datang.

Pemadam kebakaran baru datang setelah pihak Pasar Klewer menghubungi pimpinan BPBD Kota Solo. Kasus semacam ini sering terjadi setiap ada kasus kebakaran.

Pengakuan petugas pemadam kebakaran, Dono, api sulit dipadamkan karena hembusan angin yang terlalu besar. Kencangnya tiupan angin justru membuat kobaran api kian membesar.

''Anginnya sangat besar. Kami belum bisa menyentuh titik api, karena titik api berada ditengah pasar,'' kata Dono. 

Hujan yang mengguyur Kota Solo sejak Magrib, juga tak mampu memadamkan api. Kobaran api malah membesar dan menjalar ke seluruh area Pasar Klewer. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement