Sabtu 27 Dec 2014 23:09 WIB

BNPB Desak Pemprov Revitalisasi DAS Citarum

Rep: C12/ Red: Julkifli Marbun
Air bercampur limbah keluar dari sebuah selokan yang bermuara ke Sungai Citarum di daerah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Air bercampur limbah keluar dari sebuah selokan yang bermuara ke Sungai Citarum di daerah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang kerap menggenangi Kabupaten Bandung merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh Pemprov Jawa Bara. BNPB mendesak Pemprov merevitalisasi daerah aliran sungai Citarum.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan perlu penanganan yang komprehensif, baik struktural maupun non struktural untuk penanganan banjir di Kabupaten Bandung. Sutopo mengatakan usulan penanganan banjir jangka pendek di DAS Citarum ini sudah pernah dibahas dalam Rakor Kemenkokesra pada 2010 setelah terjadi banjir besar. Dana yang digelontorkan pun tak sedikit. Rp 3,3 Triliyun dialokasikan untuk revitalisasi DAS Citarum. Namun, hingga kini wacana revitalisasi itu belum berjalan maksimal.

"Perlu ada pengawalan serius agar banjir tak menjadi agenda tahunan begini," ujar Sutopo saat dihubungi Republika, Sabtu (27/12).

Sutopo mengatakan perlu adanya konservasi DAS Citarum Hulu. Selama ini pengikisan yang terjadi di DAS Citarum disebabkan oleh minimnya vegetasi alam untuk menyanggah tanah yang kerap turun jika hujan turun. Hal ini menyebabkan pendangkalan sungai sehingga tak mampu menampung air.

Selain itu, DAS Citarum menjadi pemukiman warga. Sehingga perlu adanya relokasi warga yang bertinggal di daerah Cieunteung, Dayeuhkolot, dan Citepus.

Selanjutnya, perlu ada perbaikan ruang terbuka biru sehingga ruang terbuka biru mampu menjadi wadah sementara, seperti normalisasi Sungai Citarum dan sembilan anak sungainya dan pembangunan 22 waduk dan kolam rentensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement