REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemasaran daerah adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan, Anas memosisikan dirinya sebagai seorang salesman bagi Banyuwangi.
Oleh MarkPlus Inc, Azwar Anas dinobatkan sebagai peraih Indonesia Marketing Champion 2014 untuk kategori kalangan pemerintahan (government), kemarin. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Setiap ada kesempatan, saya selalu promosi. Di gadget saya lengkap tersimpan file presentasi data, foto, dan video tentang Banyuwangi. Ketemu orang di bandara, lewat Twitter, forum di mana-mana saya selalu pasarkan Banyuwangi," ujarnya dalam siaran persnya kepada ROL, Jumat (12/12).
Anas mengatakan, Banyuwangi memilki potensi besar yang belum tersentuh dengan maksimal sebelumnya. "Butuh niat kuat, diplomasi tepat dan kerja cerdas untuk menggali potensi itu demi kemajuan daerah. Strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai media konvensional, media sosial, hingga beragam aktivasi, menjadi kuncinya,” kata Anas.
Sebelumnya, Banyuwangi memiliki image yang kurang positif sebagai daerah yang terkenal dengan aktivitas kleniknya. Selain itu derah ini juga dikelilingi oleh kawasan hutan dan pegunungan yang membuatnya sulit dijangkau. Kini, Banyuwangi semakin mudah diakses dengan adanya bandara yang tiap hari sudah diterbangi Garuda Indonesia dan Wings Air.
"Kami juga mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain," tuturnya.
Tiap tahun di Banyuwangi digelar event kreatif bertajuk Banyuwangi Festival yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership. “Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa entrepreneurship. Dengan anggaran APBD minimal, kita berupaya menghadirkan berbagai event wisata berkelas, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu," tuturnya.
“Terjadi perputaran ekonomi yang dinamis selama Banyuwangi Festival. Banyak orang yang datang, menginap di hotel-hotel, makan dan berbelanja oleh-oleh. Dengan berbagai event ini juga menunjukkan kalau Banyuwangi adalah daerah aman untuk daya tarik bagi masuknya investasi. Ibaratnya, menembak tiga burung dengan satu peluru,” cetus Anas.
Hasilnya, pada 2013, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat hingga 175% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
Citra Banyuwangi juga mulai bergeser menjadi kabupaten Digital Society di mana 1.300 titik wi-fi telah terpasang di berbagai tempat. Layanan publik juga mulai berbasis teknologi informasi, mulai dari administrasi kependudukan, pendidikan, sampai kesehatan.
"Tahun depan kami akan memperkuat brand Banyuwangi sebagai destinasi ekowisata dan investasi. Sudah ada beberapa strategi yang kami siapkan," ujarnya.