Jumat 12 Dec 2014 13:27 WIB

Ketua PGI tak Setuju Penerapan Jilbab Bagi Polwan

Rep: C16/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polisi Wanita (Polwan) saat mengikuti peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab yang digelar di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11).
Foto: Republika/Yasin Habibi/c
Polisi Wanita (Polwan) saat mengikuti peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab yang digelar di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persekutuan Gereja Indonesia, Albertus Patty, menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana penetapan Peraturan Kapolri (perkap) terkait seragam berjilbab bagi Polisi Wanita (Polwan).

Menurutnya, dalam satuan polisi ataupun militer tidak perlu meletakkan simbol-simbol keagamaan. Ia menekankan agar melihat satuan tersebut sebagai satu kesatuan korps dan keluarga.

"Lebih baik menggunakan pakaian nasional, jadi polisi baik itu sudah menjalankan ibadah" kata Albertus Patty saat dihubungi ROL, Jumat (12/12).

Albertus mengatakan agama tidak hanya sebatas simbol. Menurutnya, agama seharusnya lebih dipandang dari sisi substansinya. Ia sendiri mengaku tidak menyukai penggunaan banyak simbol dalam agama yang ia peluk.

Albertus beranggapan menggunakan simbol agama tidak perlu dijadikan alasan untuk menjalankan ibadah. Karena, lanjut dia, dengan berperilaku baik dan tidak koruppun sudah menjadi bagian dari menjalankan ibadah.

Ia khawatir penggunaan simbol agama justru dapat memecah antar umat beragama. "Kalau Budha minta hal yang sama bagaimana?" ungkap Albertus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement