Selasa 09 Dec 2014 15:08 WIB

KSAU Mendatang Harus Sosok Berprestasi

Pesawat latih tempur T50 Golden Eagle milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) terparkir di Pangkalan Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (2/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pesawat latih tempur T50 Golden Eagle milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) terparkir di Pangkalan Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎ Demi visi kemaritiman Indonesia, Presiden Jokowi harus memilih kepala staff angkatan udara (KSAU) dengan talenta dan prestasi hebat, bukan Jendral biasa yang hanya mengandalkan jenjang karir dan kedekatan dengan para seniornya. Track record dan prestasi yang menonjol harus menjadi kriteria kunci untuk memilih KASAU mendatang.

Peneliti dari Lembaga Studi Pertahanan dan Politik Global, Ahmad Syatibi, menyatakan angkatan udaa kedepan harus dipimpin orang yang bersih dari kepentingan politik rezim sebelumnya. Ini untuk memaksimalkan kinerja AU agar semakin memperkuat visi kemaritiman Presiden Jokowi.  Jokowi diimbaunya untuk memilih KSAU baru dengan memperhatikan rekam jejak dan prestasi figurnya. "Wanjakti harus berani telusuri rekam jejak, termasuk soal harta kekayaan para kandidat tersebut biar clear dan clean, tidak boleh ada calon yang bermasalah", ujar Ahmad. Jokowi adalah Presiden luar biasa, harus memilih KSAU yang luar biasa.

Belakangan beredar nama-nama yang digadang menduduki jabatan KSAU. Pertama, Wakil KSAU, Marsekal Madya Bagus Puruhito. Kedua Irjen Kemenhan, Marsekal Madya Ismono Wijayanto. Ketiga, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja. Hadiyan merupakan angatan 83 yang pernah menjadi sekretaris militer pada zaman Presiden SBY.

Menurutnya, Hadian adalah salah satu calon yang juga muncul, namun Hadiyan punya beberapa masalah terkait pesawat F16 yang pernah jatuh pada tahun 1992 silam. Sedangkan Ismono, dinilainya ‎ adalah orang-orang dekat rezim SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement