Jumat 05 Dec 2014 13:58 WIB

Proyek Pelabuhan Wisata Tanah Ampo Terganjal Aturan KPS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Dermaga kapal pesiar Tanah Ampo yang ditargetkan dapat memajukan pariwisata di Bali timur.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Dermaga kapal pesiar Tanah Ampo yang ditargetkan dapat memajukan pariwisata di Bali timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali mendorong kelanjutan proyek Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo yang sudah tertunda lebih dari tiga tahun sejak 2012. Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg meminta komitmen pemerintah pusat untuk memberi kepastian.

"Ngapain kami menunggu tiga tahun tapi tak jelas arahnya ke mana. Padahal, potensi pelabuhan ini sangat jelas dari sisi investasi," ujar Geredeg kepada Republika, Jumat (5/12).

Geredeg mempertanyakan konsistensi pemerintah pusat karena pemerintah provinsi dan kabupaten sudah menyelesaikan kewajibannya, seperti melakukan feasibility study, pembebasan lahan, pembangunan terminal penumpang, ruang embarkasi dan debarkasi wisatawan, juga lampu penerangan jalan.

Darmaga Tanah Ampo saat ini memiliki panjang 154 meter (m). Dermaga ini harus dibangun hingga 300 m supaya bisa disinggahi kapal pesiar besar (cruise) yang panjangnya rata-rata 275 m.

Menurut Geredeg, pemerintah pusat menggunakan konsep Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk pengembangan pelabuhan ini. Hal ini yang dinilainya menjadi kendala susahnya investor masuk.

"Bappenas tampaknya juga belum ada anggarannya. Padahal, konsultan sudah menyelesaikan kontrak. Saya tanya pemerintah pusat, apakah skema ini akan dilanjutkan, dicabut, atau bagaimana?" kata Geredeg.

Pemerintah Kabupaten Karangasem sudah melayangkan surat kepada pusat yang meminta supaya skema KPS untuk proyek Tanah Ampo dicabut. Artinya, pemerintah daerah bisa menggandeng swasta langsung.

Geredeg menyebutkan beberapa investor luar negeri sudah menawarkan kerja sama pengelolaan, seperti Global Port Singapura dan investor Malaysia. Akan tetapi, semuanya terganjal akibat aturan KPS.

Pemerintah pusat menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2019. Pelabuhan Tanah Ampo sangat potensial menjadi motor peningkatan tersebut. Global Port Singapura setidaknya memfasilitasi pelayaran 670 unit cruise.

Berlabuhnya 1-2 cruise per hari di Bali melalui Tanah Ampo setidaknya membawa 3.000-7.000 penumpang per hari.  Kapal induk Amerika Serikat (AS) juga sering mengajukan permohonan berlabuh di Tanah Ampo dengan potensi 7.000 penumpang per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement