REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rencana penghapusan program beras untuk rumah tangga miskin (raskin) oleh pemerintah pusat dinilai kurang tepat. Ini karena masyarakat penerima raskin khususnya di wilayah Priangan Timur sampai saat ini masih tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Ciamis Cecep Panji Nandia kepada Republika, Rabu (26/11)."Masih banyak masyarakat yang membutuhkan raskin. Kalau bisa jangan dihilangkan," ujar Cecep.
Menurutnya, setelah melakukan rapat koordinasi terkait penyaluran raskin dengan para Camat di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih terdapat banyak permintaan kebutuhan bantuan tersebut. Cecep sendiri mengaku belum mendapat edaran terkait penghapusan program raskin dari pusat. Meski begitu, Cecep menilai kebijakan tersebut harus melihat kenyataan yang ada di lapangan.
Sementara itu, Cecep menyampaikan bahwa alokasi raskin saat ini masih aman. "Saat ini di gudang masih tersedia 17,6 ribu ton beras. Persediaan tersebut masih aman hingga Maret 2015," kata Cecep.
Dengan itu, Cecep berasumsi pasokan akan terus aman. Jika petani saat ini sudah mulai tanam maka panen rendeng pertama akan terjadi pada Maret dan menambah persediaan beras. Jika pada prakteknya terjadi kekurangan, kata Cecep, pasokan akan dibantu dari Bulog wilayah lain.
Cecep menjelaskan pada 2014 target penyerapan gabah yang ditetapkan sebesar 102 ribu ton. Sampai saat ini telah terealisasi sekitar 61400 ton atau kurang lebih 60 persen. Menurut Cecep, penyebab hal itu adalah penurunan produksi padi dibanding tahun lalu. "Terdapat beberapa wilayah yang mengalami bencana alam dan juga serangan hama," jelasnya. Sedangkan untuk target selanjutnya, kata Cecep, biasanya akan ditetapkan pada awal 2015.