REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pada peringatan hari lahir Pancasila, yang jatuh setiap 1 Juni, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku prihatin. Hal yang menjadi keprihatinan kepala daerah dua periode ini adalah masih banyaknya warga miskin yang mengkonsumsi raskin dengan kualitas buruk.
"Bagi saya, mengkonsumsi raskin tidak Pancasilais," ujar Dedi, kepada Republika.co.id Kamis (1/6).
Alasanya, sudah warga itu kondisi ekonominya lemah (miskin), makan nasinya dengan kualitas jelek. Masyarakat miskin itu, hidup sudah kesusahan. Setiap harinya, asupan gizi mereka kurang. Di tambah lagi, nasi yang mereka makan juga bukan kualitas bagus.
Kondisi itu, kata dia, perlu ada perubahan. Salah satunya, setop raskin untuk masyarakat miskin. Solusinya, masyarakat kalangan menengah ke atas harus bergotong royong, saling membantu untuk mengatasi salah satu persoalan keluarga miskin ini. Dengan cara, menyisihkan sedikit rezekinya, melalui beras kualitas bagus.
Beras ini dikumpulkan ke masing-masing ketua RT. Setelah terkumpul, dibagikan ke seluruh masyarakat miskin dengan adil. Dengan begitu, masyarakat miskin bisa menikmati beras yang biasa dikonsumsi masyarakat kalangan menengah ke atas.
"Sebagian gizi mereka terpenuhi dengan makan beras bagus," ujar Dedi.
Jadi, memperingati hari Pancasila ini bukan sekedar posting di media sosial. Tapi, diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Salah satunya, membantu antar sesama yang kesusahan. Baru dinamakan Pancasilais.