Rabu 26 Nov 2014 11:27 WIB

Pemerintah akan Naikkan Harga Elpiji, Ini Imbauan Pengamat

Rep: c16/ Red: Bilal Ramadhan
 Karyawan menata elpiji kemasan 3 kilogram di salah satu agen pemasok di Jakarta, Senin (15/9). (Republika/Prayogi)
Karyawan menata elpiji kemasan 3 kilogram di salah satu agen pemasok di Jakarta, Senin (15/9). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Setelah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada pertengahan November lalu, kini giliran subsidi liquified petroleum gas (LPG) atau yang biasa disebut elpiji akan dievaluasi. Jika evaluasi tersebut memutuskan subsidi dikurangi, maka harga elpiji pun akan dinaikkan.

Pengamat ekonomi Eko Listyanto menilai rencana evaluasi dengan menaikkan harga elpiji belum tepat. Apalagi, kata dia, masyarakat baru saja terbebani dengan efek kenaikan BBM. "Belum tepat dinaikkan dalam waktu dekat ini, harusnya tunggu situasi mereda dulu" kata Eko Listyanto saat dihubungi Republika, Rabu (26/11).

Ia memperkirakan kenaikan harga elpiji akan kembali berdampak pada kenaikan inflasi. Padahal sebelumnya kenaikan BBM telah berdampak pada kenaikan inflasi sebanyak dua persen. Ia memastikan kenaikan tersebut lagi-lagi akan berimbas kepada masyarakat kecil.

Pasalnya para pengguna gas tabung melon ini merupakan kalangan rumah tangga dan industri-industri kecil. Ia menyarankan agar pemerintah tidak teruburu-buru dalam menaikkan harga elpiji. Karena, masyarakat akan semakin terhimpit dan terbebani. "Tunggu sampai inflasi turun" imbaunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement