Jumat 21 Nov 2014 05:12 WIB

Muslim Indonesia Mesti Jadi Penjaga Perdamaian Dunia

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep konsolidasi demokrasi multikultural yang berkembang khususnya di daerah yang dilanda konflik, selalu diupayakan untuk perancangan resolusi konflik.

Makanya, perhelatan World Peace Forum (WPF) kelima yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Cheng Ho Multiculture Trust of Malaysia dan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) pada 20-23 November 2014 menjadi penting guna mengupayakan perdamaian dunia.

Menanggapi misi utama WPF, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut, semua warga yang berbangsa dan bernegara wajib menjaga ketertiban dunia dan menebarkan kedamaian.

"Dan umat Islam Indonesia berpeluang besar menjadi model perdamaian dunia," jelas menag Kamis (20/11) malam di gedung Nusantara IV DPR RI, sebelum acara WPF dibuka.

Dikatakannya pula, kerukunan dan perdamaian di bumi Indonesia dan dunia mesti dijaga, sebab hal tersebut merupakan amanat konstitusi sebagaimana disebut dalam alenia keempat UUD 1945.

Acara pembukaan WPF sekaligus merayakan milad Muhammadiyah ke-102 dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Islam.

Hadir dalam acara pembukaan ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Ketua Cheng Ho Multiculture Trust of Malaysia, Tan Sri Lee Kim Yew dan  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Ketua Pelaksana WPF, Andar Nubowo menyebut WPF dihadiri 200 peserta yang akan berdialog, memperlajari akar konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia mulai dari konflik di Afrika Tengah, Semenanjung Balkan, kawasan Thailand selatan, Filipina selatan, dan Indonesia yakni Aceh dan Maluku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement