REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Ari Dwipayana mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus mengubah mental partai terkait adanya perbedaan pendapat antar kader. Pasalnya, perbedaan pendapat tersebut muncul menanggapi kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.
"PDIP harus mengubah mental partai yang selama ini kontra pemerintah menjadi pro pemerintah" kata Ari Dwipayana saat dihubungi ROL, Kamis (20/11).
Seharusnya, Ari mengatakan para kader paham terhadap keptusan yang sudah dipilih partai. Menurut dia, ketika partai sudah mengambil keputusan maka keputusan tersebut wajib hukumnya untuk diikuti oleh para kader.
Karena, dia menambahkan, sebelumnya partai sudah memiliki dasar dan acuan terkait keputusan yang diambil. Apalagi, lanjut dia, pengambilan keputusan pastinya sudah melalui proses yang matang.
Ari mengatakan perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar dalam internal partai. Namun, semestinya perbedaan tersebut bisa diselesaikan dengan melakukan konsolidasi internal pula.
Menurut Ari, jika ada kader yang bersuara ke publik mengenai perbedaan pendapat maka perlu dipertanyakan motifnya. Karena, lanjut dia, kalau terbuka sampai ke publik justru akan merugikan partai.
"bisa jadi karena ada kepentingan konstituen, kepentingan ekonomi politik atau memang menunjukkan konsistensi" tegas Ari.
Sebelumnya, perbedaan pendapat muncul dalam internal PDIP. Kader PDIP sekaligus Wali Kota Solo Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo dan Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon masih menolak keputusan partai untuk mendukung kenaikan BBM.