Senin 17 Nov 2014 19:25 WIB

Tawuran Dinilai Cerminan Perilaku Primitif

Tawuran pelajar (ilustrasi)
Foto: inioke.com
Tawuran pelajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tawuran pelajar menjadi masalah serius dan tindakan kekerasan ini merupakan perilaku primitif yang harus segera diakhiri, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto di Jakarta, Senin (17/11).

"Dunia pendidikan syarat dengan nilai dan kearifan, sementara kultur tawuran syarat dengan kekerasan dan kekejaman," kata Susanto.

Dia mengatakan pendidikan dan tawuran merupakan dua hal yang tidak bisa disatukan. "Tentu, antara spirit pendidikan dengan kultur tawuran tidak bersenyawa," kata dia.

Dinas pendidikan, kata Susanto, harus memiliki resep untuk penanganan dan pencegahan tawuran pelajar. "Apalagi banyak kasus tawuran pelajar berakhir tragis hingga menghilangkan nyawa. Hak hidup merupakan hak prinsip bagi semua anak Indonesia," kata dia.

Untuk itu, dia meminta semua pihak dan pemangku kepentingan untuk ikut andil dalam menghentikan tawuran dan berbagai bentuk kekerasan. "Oleh karena itu, semua elemen bangsa ini harus bersinergi untuk menghentikan segala bentuk dan modus tawuran pelajar," katanya.

Sebagaimana diberitakan, kasus kekerasan antarsiswa terjadi antara SMA Negeri 109 Jakarta dan SMA Negeri 60 Jakarta yang menewaskan Andi Audi Pratama (16). Andi merupakan siswa siswa kelas XI SMA 109 yang tewas karena dikeroyok.

Polres Metro Jakarta Selatan sendiri masih mendalami kasus tersebut. Baru-baru ini, mereka menelusuri akun di jejaring sosial twitter @JalurSma yang diduga menjadi pemicu tawuran. Akun itu sudah jarang aktif setelah kasus tewasnya Andi mengemuka.

Dari kasus tawuran itu, polisi menahan dua pelaku penganiaya Andi dan satu lagi yang masih buron diburu oleh petugas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement