REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud Achmad Jazidie mengatakan, untuk mencegah tawuran, sekolah harus memperbanyak kegiatan positif dan konstruktif untuk para siswanya. Hal itu penting agar energi pelajar bisa lebih tersalurkan ke kegiatan positif ketimbang kegiatan merugikan.
"Kami harap dengan berbagai kegiatan tersebut siswa akan disibukkan dengan kegiatan yg positif. Sehingga mereka tidak memikirkan tawuran," kata Jazidie, Senin, (17/11).
Kegiatan positif tersebut, lanjut dia, bisa kegiatan ilmiah, ekstra kurikuler, olah raga, kerohanian, kepemimpinan, bakti sosial, kepramukaan dan lainnya. Semua kegiatan ini harus disediakan di sekolah.
Kepala sekolah dan guru, lanjut Jazidie, tidak boleh kehabisan kreativitas dan inovasi untuk menyajikan berbagai kegiatan positif.
"Kerjasama antara sekolah dengan orangtua siswa harus diusahakan tanpa lelah untuk kepentingan pengembangan karakter peserta didik," katanya.
Sebagaimana diberitakan beberapa waktu lalu, kasus kekerasan antarsiswa terjadi antara SMA Negeri 109 Jakarta dan SMA Negeri 60 Jakarta yang menewaskan Andi Audi Pratama (16).
Andi merupakan siswa siswa kelas XI SMA 109 yang tewas karena dikeroyok. Polres Metro Jakarta Selatan sendiri masih mendalami kasus tersebut. SMA Negeri 109 Jakarta baru baru ini mengatakan 20 siswanya yang terlibat tawuran tersebut telah dikeluarkan.