Kamis 13 Nov 2014 23:33 WIB

Masyarakat Diimbau Waspadai Konsumsi Buah Impor

Apel
Foto: Prayogi/Republika
Apel

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bagian Ketahanan Pangan Kota Surabaya mengingatkan warga setempat agar berhati-hati dalam mengonsumsi buah-buahan impor. Diantara buah impor tersebut pasalnya ditemukan bahan berbahaya berupa zat pengawet.

"Lapisan pengawet itu tipis sekali dan banyak orang yang tidak tahu kalau itu adalah semacam lapisan lilin. Ini jelas membahayakan," ujar Kepala Bagian Ketahanan Pangan Kota Surabaya Hari Tjahyono di Surabaya, Kamis (13/11). Menurut dia, kandungan bahan berbahaya tersebut bentuknya tidak terlihat secara kasat mata dan kerap turut dikonsumsi masyarakat. Terlebih lagi, lanjut dia, lapisan lilin pengawet pada buah-buahan itu bisa membahayakan bila dikonsumsi oleh anak-anak.

Tahun ini tim monitoring Bagian Ketahanan Pangan Pemkot Surabaya telah menemukan apel impor yang sekilas mengundang selera dengan warna mengkilap merah. Namun setelah diteliti, apel itu ternyata dilapisi dengan lilin tipis di kulit luarnya. Kalau tidak diamati dengan teliti lapisan ini tidak kelihatan.

Terkait dengan temuan tersebut, pihaknya tidak tinggal diam, melainan memberikan sosialisasi secara langsung kepada anak-anak SD. Pihaknya memberikan contoh kepada anak-anak dengan jalan menggaruk kulit apel merah itu dengan pisau kecil. "Setelah digaruk dengan pisau maka keluarlah lapisan lilin baru tersadar bahwa apel ini tidak sehat," katanya.

Dalam upaya sosialisasi tersebut, Bagian Ketahanan Pangan juga menghadirkan pihak berkompeten dari Depkes, Balai POM, pakar dari perguruan tinggi dan lain lain. Lebih lanjut Hari Tjahyono menerangkan bahwa tugas dinasnya yang lain adalah mencari sumber pangan alternatif. Bagian Ketahanan Pangan yang tahun 2015 diplot anggaran sekitar Rp 2 miliar ini, terus melakukan monitoring terhadap makanan olahan yang dijual bebas di masyarakat.

Hal ini bertujuan agar makanan yang dikonsumsi masyarakat tetap higienis dan tidak membahayakan tubuh. "Kami selalu rutin menurunkan tim monitoring ke pasar-pasar atau tempat umum lainnya untuk mengawasi makanan olahan yang dijual bebas. Kalau kami temukan ada makanan yang tak sehat mengandung boraks dan formalin akan kami sampaikan ke instansi terkait," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement