REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan dua daerah di Indonesia telah terkena dampak dari amukan angin puting beliung yang marak terjadi pada masa peralihan musim.
"Dalam beberapa hari terakhir Magelang dan Boyolali terkena puting beliung dan menimbulkan kerusakan yang cukup besar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis (13/11).
Di Magelang, dia mengatakan, diawali mendung tebal pada Selasa 11 November 2014 pukul 14.00 yang disusul hujan deras, pada pukul 24.00 terjadilah puting beliung. "Dampaknya 396 rumah di tujuh kecamatan rusak dan memakan korban empat orang luka," katanya.
Sebelumnya dia katakan, puting beliung juga terjadi pada Jumat 7 November 2014 di Boyolali pada pukul 15.00 dan menyebabkan 1.578 rumah mengalami kerusakan. "Kerusakan tersebut meliputi 280 rumah yang mengalami rusak berat, 357 rumah rusak sedang dan 95 rumah rusak ringan," katanya.
Puncak ancaman angin puting beliung, dia katakan, diperkirakan terjadi sepanjang bulan November 2014 sesuai pola hujannya. Dia menjelaskan, pola hujan di Indonesia terbagi dalam tiga tipe yaitu monsunal, ekuatorial dan lokal.
Sebagian wilayah Riau, Sumsel, Jambi Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalsel dan Kalteng memiliki tipe hujan monsunal dimana puncak hujan terjadi Januari.
Sementara di Aceh Sumut, Sumbar, Bengkulu, Kalbar, Kaltim, Sulawesi, Malut dan Papua memiliki tipe hujan ekuatorial dengan puncak hujan diperkirakan November.
Sedangkan di Maluku dan Sorong, Papua Barat memiliki tipe lokal dengan puncak diperkirakan terjadi pada bulan Juni dan Juli. Karena itu dia mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman bahaya dari amukan puting beliung.