Rabu 12 Nov 2014 19:58 WIB

'Alhamdulillah, Allah Bersihkan Orang-Orang yang Ingin Bubarkan FPI'

Rep: C94/ Red: Citra Listya Rini
 Sejumlah pengunjukrasa dari Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pembela Islam (LPI) dan Forum Umat Islam (FUI) menggelar aksi unjuk rasa di Bunderan Hotel Indonesia, sebelum bertolak ke DPRD DKI, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/Reno Esnir)
Sejumlah pengunjukrasa dari Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pembela Islam (LPI) dan Forum Umat Islam (FUI) menggelar aksi unjuk rasa di Bunderan Hotel Indonesia, sebelum bertolak ke DPRD DKI, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/Reno Esnir)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Ketua Masjlis Syuro Dewan Pengurus Pusat (DPP) FPI KH Asy Syekh Misbahul Anam Attijani meminta Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjelaskan sikapnya selama ini terhadap FPI.

Menurut Misbahul, pihak FPI sudah melakukan hal yang sesuai dengan keinginan masyarakat muslim agar Ahok harus mundur secara yuridis dan konsitusi. Terlebih lagi Ahok telah melakukan pelanggaran-pelangaran kode etik seorang pemimpi .

"Dan sudah jelas penghinaan terhadap umat islam, kalau wacana pembubaran FPI sejak dari jaman presiden Gus Dur sudah digadang-gadangkan, tapi alhamdulillah Allah bersihkan orang-orang yang ingin membubarkan FPI," katanya kepada Republika Online saat di temui di Jakarta, Rabu (12/11).

Menanggapi surat teguran yang pernah dikirim ke FPI, Misbahul menjelaskan surat terguran itu hanya berlaku satu bulan. Sedangkan jangka waktu surat pertama dengan yang kedua bejarak satu tahun.

Misbahul menuturkan sikap tegas yang selama ini dilakukan sudah sesuai karena sebelum melakukan aksi FPI mengkaji terlebih dahulu duduk perkara dari mulai halus dengan dakwah, dialog, dan terakhir jihad.

"Rasulullah (SAW) memerintahkan untuk menghancurkan masjid Dhirar karena dipergunakan memperpecah belah umat, logikannya sebuah masjid kalau dipakai untuk memperpecah belah umat itu harus dibakar. Bagaimana yang jelas-jelas seperti diskotik, tempat pelacuran, penjual minuman keras, bahkan sayyidina Umar pernah menghacurkan tempat minum karena dapat merusak umat Islam," katanya

Misbahul menjelaskan kekerasan di dalam ajaran Islam ada suatu keharusan bukan sesuatu hal yang keji. Misalnya, menjujung Pancasila terutama sila pertama tertulis Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Tuhan mana yang memperbolehkan meminum minuman keras atau pelacuran. Sedangkan di Jakarta sendiri hal tersebut bila diresahkan masyarakat kemudian di dukan kepada pihak kepolisian, proses hukuman itupun sepenuhnya berjalan, maka hukum masyarakat yang akan sendirinya berjalan," kata Misbahul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement