REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae mengatakan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) tidak pernah memaksa para pengurus DPD I dan DPD II kembali mencalonkan dirinya sebagai ketua umum partai.
Dia menilai informasi Ical memaksa sebagai bentuk rekayasa politik. "Saya katakan tidak benar Ical memaksa DPD I dan DPD II," kata Ridwan kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/11).
Ridwan mengatakan Ical juga tidak akan menggunakan kekuatan uang untuk kembali menjadi ketua umum Golkar. Ical ingin dukungan terhadapnya datang dari ketulusan para pengurus di daerah. "Ical bilang tidak mau terjadi kaya di Riau (Munas). Kalau tulus ayo bangun partai," ujarnya.
Mayoritas pengurus DPD I dan DPD II mendukung pencalonan Ical menjadi Ketua Umum Golkar. Dukungan ini menurut Ridwan berangkat dari kesadaran penuh para pengurus di daerah. Mereka menilai Ical berhasil menjadikan Golkar sebagai partai yang diperhitungkan di Koalisi Merah Putih (KMP). "Dari 500 DPD I dan II, 400 suara sudah ke Ical," klaim Ridwan.
Ridwan mengakui kepemimpinan Ical tidak sempurna. Ical misalnya gagal membuat Golkar mengusung calon presiden dan wakil presiden sendiri di pemilu. Namun, ini bukan berarti bahwa kepemimpinan para ketua umum Golkar sebelum Ical bisa dianggap berhasil. Sebab perpecahan Golkar justru terjadi sebelum Ical memimpin. "Memang tidak ada yang katakan Ical berhasil. Tapi siapa yang bilang kalau JK dan Akbar juga berhasil," ujar Ridwan.
DPD I berharap Ical bisa membangun regenerasi kepemimpinan dalam lima tahun ke depan. Sehingga akan muncul figur muda yang bisa diusung partai menjadi calon presiden pada pemilu 2019. "Jadi nanti Ical tidak maju lagi menjadi capres Golkar," kata Ridwan.