REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Islamic Development Bank (IDB) akan menanamkan investasi pembangkit listrik di Indonesia. Menurut Bambang, saat ini Indonesia membutuhkan dana sebesar 400 triliun untuk proyek ini.
"400 triliun mungkin, tergantung berapa watt yang kita perlukan, cuma kalau mau cepat itu 400 triliun," katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/11).
Menurutnya, IDB meminta dilibatkan dalam proyek di Indonesia. Bambang mengatakan bentuk kerjasama IDB bersifat pinjaman untuk proyek tertentu serta kerjasama investasi.
"Jadi ada pemilikan di perusahaan multifinance atau mensupport manufaktur, ada dua cara jadinya, selalu begitu," tambahnya. Lanjutnya, Indonesia juga merupakan salah satu pendiri IDB.
Sementara itu, Presiden Islamic Development Bank (IDB) Mohamed Ali menyatakan akan membuka kantor baru di Jakarta. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama dengan Indonesia.
Menurutnya, dengan membuka kantor baru IDB dapat meningkatkan kerjasama dengan Indonesia. Ali mengatakan kantor IDB di Indonesia ini tak lama lagi akan segera dioperasikan.
"Kami ingin kerjasama yang baik dengan IDB dan kita berharap meningkatkan kerjasama. Kami ingin membuka kantor baru di Jakarta untuk tingkatkan kerjasama di berbagai bidang," katanya usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (4/11).
Lanjutnya, proyek-proyek yang akan dikembangkan oleh IDB seperti proyek energi yang dibutuhkan Indonesia, multifinancing proyek-proyek besar di Indonesia, serta partisipasi dalam forum Islamic bank di Surabaya. "Disitu kami ada proyek meningkatkan sistem finansial dan pasar," jelasnya.