Sabtu 01 Nov 2014 15:11 WIB

Soal DPR Tandingan, Ceu Popong: ‘Everything is Possible’

Rep: C80/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anggota DPR tertua, Popong Otje Djundjunan mengikuti sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (7/10).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anggota DPR tertua, Popong Otje Djundjunan mengikuti sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (7/10).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -–  Anggota DPR RI dari Partai Golongan Karya (Golkar) Popong Otjedjundjunan menilai mencuatnya fenomena DPR tandingan adalah hal yang mungkin saja terjadi dalam politik.

"Dalam dunia politik, everything is possible,’’ kata perempuan yang akrab disapa Ceu Popong kepada Republika saat menghadiri rapat konsultasi nasional Partai Golkar di Hotel Hilton, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (1/11)

Karena, menurutnya, di dunia politik semua kalangan boleh –boleh saja siapapun masuk, tidak ada larangan. Sehingga wajar apablia terjadi dinamika terpecahnya kepemimpinan di DPR ini. ‘’Jabatan politis kan siapa saja boleh masuk, seperti pedagang, professor, guru, dan lain –lain,’’ jelasnya.

Namun, menurut Ceu Popong, seorang politis dari golongan apapun haruslah santun dalam menyampaikan pendapat. Harus ikut aturan yang sudah ada. ’’Jangan banting –banting meja seperti itu, kan itu sikap yang enggak bagus,’’ paparnya.

Ceu Popong mengatakan, bukan berarti karena menganut sistem demokrasi lalu mentoleransi sikap –sikap anarkis seperti itu. Menurutnya, tindakan membuat DPR tandingan juga tidak bisa dibenarkan. Karena sudah ada aturan yang mengatur pemilihan pimpinan DPR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement