Jumat 31 Oct 2014 20:10 WIB

SDA: Kami Malu dengan Konflik Berkepanjangan

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Ketua Umum PPP Suryadharma Ali berfoto bersama tokoh senior PPP, Bachtiar Chamsyah (kanan) dan Ketua Mahkamah PPP, Chosin Humaidi saat pembukaan Muktamar VIII PPP kubu Suryadharma Ali di Jakarta, Kamis (30/10).  (Republika/Agung Supriyanto)
Ketua Umum PPP Suryadharma Ali berfoto bersama tokoh senior PPP, Bachtiar Chamsyah (kanan) dan Ketua Mahkamah PPP, Chosin Humaidi saat pembukaan Muktamar VIII PPP kubu Suryadharma Ali di Jakarta, Kamis (30/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suryadharma Ali (SDA) menyampaikan laporan pertanggungjawabannya (LPJ) dalam Muktamar VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (31/10). Dalam LPJ tersebut SDA menyinggung konflik yang terjadi di tubuh partai berlambang Ka'bah itu.

Sebagai ketua umum, SDA meminta maaf di hadapan ratusan muktamirin yang hadir. Dia juga mengaku sangat malu atas konflik internal yang terjadi. Dalam membacakan laporannya, SDA sempat tercekat dan menahan kata-katanya.

"Kami sendiri merasa malu dengan konflik yang berkepangjangan, yang mempertontonkan segala macam hal-hal tidak terpuji. Saya meminta maaf atas ini," katanya di muktamar Jakarta, Jumat (31/10).

Dalam menyampaikan LPJ, SDA menyinggung sikapnya ketika menghadiri kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu. Dia meminta kehadirannya itu harus dipahami secara utuh. Ia menjelaskan, awalnya elite-elite DPP PPP bersama beberapa DPW melakukan konspirasi mengundang intervensi orang luar untuk mengarahkan dukungan terhadap capres dari luar partai.

Penggalangan itu semakin terang-benderang pada Mukernas II di Bandung 7-9 Februari 2014, di mana elite-elite berkonspirasi itu merekayasa nama-nama capres yang hendak diusung. Dari tujuh nama capres yang diusulkan akan diusung, sama sekali tidak ada nama Prabowo Subianto. Padahal nama mantan Danjen Kopassus itu dinilainya sangat populer dan memiliki komitmen jelas bagi umat, bangsa dan negara.

Akhirnya, kata SDA, selaku Ketua Umum DPP PPP yang memiliki hak istimewa memutuskan hadir dalam kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno untuk menyelamatkan partai dari intervensi pihak luar.

SDA mengatakan, hal itu untuk mengendalikan anggota DPP yang melampaui tugas dan kewenangan, untuk menekan ambisi politik yang mengalahkan akal sehat, saya berijitihad dengan menghadiri kampanye Gerindra. "Tidak ada sama sekali kepentingan pribadi dalam keputusan tersebut," ujar dia.

Ia mengatakan keberadaan PPP pada Koalisi Merah Putih saat ini adalah pilihan cerdas, terhitung dan futuristik. Keberadaan Koalisi Merah Putih menurutnya merupakan representasi kekuatan dominan bangsa Indonesia yakni unsur TNI, Nasionalis dan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement