REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Ruhut Poltak Sitompul mengatakan institusi Kejaksaan Agung harus lebih berani dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini menurutnya menjadi PR besar bagi Jaksa Agung baru di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Nyali mesti lebih hebat dari KPK," kata Ruhut kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (28/10).
Ruhut mengatakan tanpa nyali besar Kejaksaan Agung akan terus berada di bawah bayang-bayang KPK. Kejaksaan Agung misalnya harus berani mengeksekusi para terpidana mati kasus kejahatan narkoba.
"Semua yang sudah inkracht yang berkaitan denga narkoba. Itu semua sudah harus ditembak mati," ujarnya.
Selain itu Jaksa Agung baru juga harus berani membenahi institusi kejaksaan di pusat hingga daerah. Kejaksaan harus berani menindak para kepala daerah yang terlibat kasus korupsi. "Jangan jadi ATM bupati walikota," kata Ruhut.
Juru bicara DPP Partai Demokrat ini tidak akan mendukung calon Jaksa Agung yang tidak memiliki komitmen berani menegakan hukum. Dia menyatakan para calon Jaksa Agung sebaiknya mundur apabila tidak berani bersikap seperti KPK. "Kalau tidak berani jangan mimpi jadi Jaksa Agung," ujar Ruhut.
Ruhut juga mendukung usul agar calon Jaksa Agung diserahkan ke KPK. Ini penting agar Jaksa Agung terpilih benar-benar memiliki rekam jejak bersih dan bebas korupsi.