REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, tidak ada seorang pun perwakilan dari Muhammadiyah dalam jajaran kabinet presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Semarang Dr.H. Muhammad Saerazi, M. Ag menanggapi dengan bijaksana.
Saerazi menjelaskan bahwa Muhammadiyah tetap akan menjalankan peranannya bagi masyarakat dalam masa kepemimpinan Jokowi. Baik dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya, Muhammadiyah akan tetap berjalan untuk kemaslahatan orang banyak. “muhammadiyah itu presidennya siapapun, suka muhammadiyah, atau tidak suka kepada muhammadiyah, itu muhammadiyah tetap jalan dan eksis,” terang Saerazi.
Terkait dengan sikap yang akan diambil oleh Muhammadiyah dalam kepemimpinan Jokowi, Saerazi menjelaskan Muhammadiyah akan tetap berjalan sesuai dengan prinsip yang diembannya, yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Muhammadiyah akan tetap menjalankan fungsinya sesuai dengan batas kewenangannya sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan.
Yang tidak boleh dilupakan adalah, Muhammadiyah merupakan persyarikatan yang memiliki pimpinan pusat, pimpinan wilayah, dan pimpinan daerah. Karenanya, sikap yang akan diambil nantinya berdasarkan instruksi dari pimpinan wilayah dan pusat. “Tidak lepas dari sana (instruksi dari pimpinan wilayah dan pusat), apa pun sikapnya,” jelas Saerazi.