REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Prof Dr Abdul Mu’ti, M.Ed., menegaskan pentingnya menumbuhkan kebanggaan dan semangat gerakan di kalangan warga Muhammadiyah.
Hal ini ia sampaikan pada acara Hari Bermuhammadiyah ke-12 yang berlangsung di Auditorium K.H. Ahmad Azhar Basyir, MA Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (12/11/2025).
Mu'ti menegaskan kepada warga Muhammadiyah untuk lebih bangga dan lebih ikut bergerak demi kemaslahatan Muhammadiyah.
“Penting bagi kita memahami sejarah dan mengenal para tokohnya sebagai modal moral dan intelektual, agar semakin yakin bahwa bergabung dengan Muhammadiyah adalah pilihan yang benar,” ujar Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kebanggaannya atas kiprah Muhammadiyah di kancah internasional, termasuk di Mesir, di mana organisasi Tapak Suci telah menjadi organisasi resmi yang kini tersebar di sembilan provinsi.
Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa semangat dan nilai Muhammadiyah telah diakui secara global.
Mu’ti juga menyoroti pentingnya memahami konsep amal ma’ruf nahi munkar sebagai gerakan ilmu dan moral.
Menurutnya, di dalam Alquran terdapat sembilan ayat yang menghubungkan kedua istilah tersebut, yang menunjukkan ma’ruf tidak hanya berarti kebaikan, tetapi sesuatu yang benar secara ilmiah, sesuai hukum, dan diterima oleh norma masyarakat.
“Ma’ruf adalah sesuatu yang benar menurut ilmu dan sesuai hukum yang berlaku. Karena itu, amal ma’ruf berarti mengajak manusia pada kebenaran yang berdasarkan ilmu,” ujar Ketua BPH UMJ ini.
Ia mengatakan disinilah letak relevansi mengapa Muhammadiyah menerima Pancasila sebagai dasar yang ideal bagi Indonesia. Menurutnya Islam meletakkan dasar-dasar peradaban pada ilmu dan iman.
“Allah berfirman, manusia bisa menjadi umat yang hebat jika berilmu dan beriman. Itulah sebabnya perintah pertama dalam Alquran adalah iqra’, bukan al-fatihah,” tambahnya.
Mu'ti menjelaskan hal ini menunjukkan, peradaban Islam dibangun di atas ilmu. Peradaban bangsa akan maju jika masyarakatnya memiliki ilmu yang amaliyah dan amal yang ilmiyah.
Ia menutup pesannya dengan ajakan agar seluruh warga Muhammadiyah terus bergerak mencerdaskan bangsa melalui ilmu pengetahuan, karena perubahan besar hanya lahir dari pemikiran dan tindakan yang berlandaskan ilmu.
Turut hadir President of The World Bosniak Congress, Shaikh Prof. Dr Mustofa Ceric, Ketua Bidang Garapan Pustaka dan Kearsipan PP Persatuan Islam (PERSIS), Hadi Nur Ramadhan, S.Sos., M.Pd. Sekretaris Jenderal PB Al Jam’iyatul Washliyah, Dr Ir H Amran Arifin, MM., MBA., Staf Ahli Mentri Bidang Talenta Mariman Darto, Jajaran Wakil Rektor UMJ, dekan, dosen, dan mahasiswa di lingkungan UMJ serta Pengurus Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah daerah Banten dan Jakarta.