Rabu 22 Oct 2014 20:21 WIB

Bandara Halim Strategis untuk Pertahanan dan Keamanan

Rep: C87/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memeriksa pesawat tempur F16 saat gelar apel siaga di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (7/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memeriksa pesawat tempur F16 saat gelar apel siaga di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan TNI AU sendiri memiliki kepentingan di bandara Halim Perdanakusuma. Menurutnya, saat ini, kepentingan AU yakni bandara Halim Perdanakusuma sangat strategis untuk pertahanan dan keamanan RI.

Dia memaparkan posisi bandara Halim Perdanakusuma sebagai sistem utama persenjataan, sebab terdapat Markas Komando Pertahanan Udara Nasional. Selain itu, untuk operasi pesawat tempur, latihan korps pasukan Angkatan Udara,  marshalling area pasukan terjun Brigif 17, sebagai lock base BNPB dalam penanggulangan bencana, lokasi penyelamatan Presiden RI apabila terjadi chaos. Serta digunakan Angkasa II sebagai alternatif base apabila memerlukan landing pesawat dari bandara Soekarno-Hatta.

Oleh sebab itu, dia menilai perlunya Inkopau, Angkasa Pura dan Lion Grup duduk bersama untuk membahas tindak lanjut pengelolaan Halim Perdanakusuma.

“Apabila dihadapkan kepentingan sekarang dengan regilasi 2004 sangat berbeda. Makanya, kalau dilihat seolah-olah Halim mau dibikin bandara full service, sehingga perlu duduk bersama,” jelasnya.

Meski demikian, dia mengaku TNI AU selalu mendukung kegiatan komersial karena termasuk program kesejahteraan nasional. Tetapi, tidak boleh meninggalkan tugas pokok dan fungsi bandara Halim Perdanakusuma untuk memberika jaminan rasa aman seluruh rakyat Indonesia.

“Saya kira masing-masing pihak merencanakan, tapi kapan dilaksanakan belum dapat informasi,” tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement