Selasa 21 Oct 2014 07:23 WIB

Kerry Khawatir Jokowi Terlalu Fokus ke Agenda Domestik

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam.   (Republika/Yasin Habibi)
Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Keryy, Senin (20/10), bertemu Presiden baru Indonesia Joko Widodo setelah pelantikannya. Kerry membicarakan sejumlah isu termasuk mengenai kerjasama luar negeri Indonesia.

Dilansir dari kantor berita Reuters, para pejabat AS mengatakan pembicaraan Kerry di Jakarta mencakup beberpa hal salah satunya cara-cara untuk mencegah perekrutan pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara.

Kerry meminta Indonesia aktif dalam mencegah kehadiran ekstremis ke wilayah Indonesia. Kerry juga mendesak Jokowi berbuat lebih banyak untuk membekukan aset militan, sesuai dengan prasyaratan Financial Action Task Force PBB.

Sebagai pemimpin negara Muslim terbesar di dunia, Kerry mendesak Jokowi untuk mempertahankan peran akrifnya dalam kebijakan luar negeri regional yang selama ini ditempuh pendahulunya. Hal ini diungkapkan Kerry di tengah kekhawatiran bahwa presiden baru tersebut mungkin akan terlalu fokus dengan agenda dalam negerinya.

Kerry tiba di Jakarta pada hari Senin. Ia menghadiri pelantikan Jokowi di Gedung MPR-DPR Indonesia bersama sejumlah pemimpin negara lain. Pada malam hari, Kerry bertemu dengan Jokowi selama sekitar 30 menit.

Selain bertemu Kerry, Jokowi juga bertemu pimpinan lain seperti Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Abdul Razak, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement