Ahad 19 Oct 2014 18:52 WIB

Pakar: Pelantikan Jokowi Tumbuhkan Optimisme Dunia Pertanian

Presiden terpilih Jokowi bersama istrinya, Iriana Widodo.
Foto: dok Republika
Presiden terpilih Jokowi bersama istrinya, Iriana Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung, Prof Tarkus Suganda, mengatakan, pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ke-7 RI, Senin (20/10) menumbuhkan optimisme yang tinggi bagi dunia pertanian.

"Karena komitmen dan janji Pak Jokowi bahwa dunia pertanian adalah salah satu bidang pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan potensi yang dimiliki Indonesia," ujar Prof Tarkus Suganda, Ahad (19/10).

Ia menilai, Jokowi sudah sangat memahami bahwa dunia pertanian juga memiliki pangsa pasar produk yang tidak akan ada akhirnya bahkan semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya. 

Menurut Prof Tarkus Suganda, membangun dunia pertanian memiliki mata rantai ekonomi yang sangat luas, dari sebagai pelaku usaha tani, sampai ke industri pengolahan dan pendistribusian/pemasaran.

"Pak Jokowi sudah menyatakan bahwa bidang pertanian akan digarap serius dengan menempatkan profesional yang memahami pembangunan pertanian secara keseluruhan," ungkapnya.

Dunia pertanian, lanjut dia, sangat menyambut positif pelantikan Jokowi. Alasannya, kata dia, kepedulianJokowi kepada petani akan menumbuhkan optimisme dan semangat para petani, peneliti pertanian, dan penyedia sarana produksi, serta industri pengolah hasil pertanian dan pemasaran hasil pertanian. 

"Revolusi mental yang bangga dengan produk impor akan berubah menjadi bangga dengan produk pertanian lokal, bahkan produksi petani jamu dan tanaman obat tradisional dapat menjadi industri kreatif yang makin berkembang, karena Beliau selalu mempromosikan diri sebagai peminum jamu tradisional," cetus Prof Tarkus Suganda.

Menurut dia, komitmen Jokowi terhadap dunia petani dan pertanian akan menggerakkan pula dunia usaha pendukung pertanian termasuk perbankan, yang biasanya sulit memberikan kredit bagi usaha pertanian.

"Membangun pertanian berarti meningkatkan taraf hidup 40 persen rakyat Indonesia berpenghasilan rendah, menumbuhkan industri pengolah hasil pertanian, meningkatkan juga industri lainnya termasuk transportasi dan alat-alat pertanian, menggerakkan sektor perdagangan bahkan perdagangan internasional, dan menumbuhkan kebanggaan nasional sebagai bangsa yang berkedaulatan dan berdikari di bidang pangan," tegas Prof Tarkus Suganda.

Bangsa yang menguasai pangan, kata dia, adalah bangsa yang paling kuat. Sebab, lanjut Prof Tarkus, selama manusia hidup, ia akan membutuhkan pangan.  "Sejarah membuktikan, pangan dan bukan nuklir yang merupakan senjata terampuh suatu bangsa."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement