REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku kejahatan di DKI Jakarta dinilai semakin nekat dan sadis. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, dalam beraksi penjahat tidak segan untuk menggunakan senjata api (senpi) dan menembak korban.
"Lima tahun lalu penjahat bawa senpi jika target mereka bawa uang ratusan juta. Sekarang, uang rampokan hanya belasan juta ditodong senpi," kata Neta kepada Republika, Jumat (17/10).
Neta mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, ada kecenderungan penjahat membangun spesialisasi. Misalnya, perampok toko emas yang ketika keluar dari penjara kembali merampok toko emas. Para pelaku kejahatan yang berusia di bawah 17 tahun pun, lanjut Neta, cenderung meningkat.
Selain itu, menurut Neta, saat ini, para penjahat lebih rapi dalam beraksi. Penampilan mereka pun tidak terlihat seperti penjahat. Penjahat seperti ini banyak ditemukan pada kasus perampokan rumah mewah dan nasabah bank.
Neta mengatakan, modus yang digunakan tersebut berkaitan juga dengan tingkat pendidikan mereka.
"Dulu di level bawah, sekarang minimal Sekolah Menengah Atas. Dengan latar belakang terdidik, mereka lebih smooth, canggih mengatur strategi, dan tidak seperti pelaku kejahatan jalanan," jelasnya.